Akhir-akhir ini banyak sekali anak muda Indonesia yang tertarik untuk menjadi Au Pair dan mencari peruntungan di luar negeri namun, disisi lain juga dilanda kebingungan untuk memilih host family yang tinggal di kota atau di desa terpencil nan indah. Kebanyakan dari host family memang tinggal di ibu kota suatu negara namun tak jarang dari mereka juga tinggal di perdesaan. Mungkin beberapa dari kita bingung untuk memilih dimana kita seharusnya melakukan program Au pair. Di desa atau di kota? Kedua pilihan ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Luckily, aku memiliki pengalaman Au Pair di kedua tempat ini, yaitu di Amsterdam (ibu kota Belanda) dan Hemsedal (sebuah desa terpencil di Norwegia). Bersadarkan pengalaman tersebut, aku bisa menyimpulkan beberapa kelebihan dan kekurangan tinggal di kota dan di desa selama menjadi Au Pair yang mungkin saja akan memberi sedikit gambaran tentang apa yang kalian akan hadapi nantinya.
AU PAIR DI KOTA
#Kelebihan
1. Akses lebih mudah dan banyak aktivitas
Jika kamu suka travelling, tinggal di kota akan sangat menguntungkan karena banyak sekali mode transportasi murah yang bisa kita gunakan untuk mengeksplor tempat tersebut. Akses ke airport pun mudah karena biasanya, airport berada tidak jauh dari ibukota sehingga kamu tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk menggapai bandara dengan transportasi umum dari sebuah desa terpencil yang bisa menghabiskan beberapa euro kita dan juga memakan waktu berjam-jam. Hemat waku dan uang pastinya. Selain itu, banyak sekali alternatif transportasi lainnya yang bisa kita gunakan di dalam kota seperti uber, carpooling, tram, kereta, dan lainnya dimana seringkali kenyamanan ini tidak dimiliki orang – orang yang tinggal di desa.
Di Kota, banyak sekali aktivitas yang bisa kamu lakukan seperti ngemall, menghadiri social event, music festival, museum, Au Pair event, workshops dan lainnya. Kamu akan banyak sekali menemukan komunitas-komunitas yang sesuai dengan hobi yang memungkinkan kamu untuk gabung di komunitas tersebut. Selain itu, kam akan sangat beruntung jika kota dimana kamu tinggal dekat dengan alam, sehingga kamu juga bisa menikmati alam yang indah saat weekend tanpa harus berpergian jauh.
Jika kamu suka membaca, perpustakaan umum akan menjadi tempat favorit karena biasanya perpustakaan umum di kota memiliki fasilitas yang sangat oke dibandingkan dengan di desa. Dengan mudahnya kamu bisa meminjam buku dan menikmati fasiltas yang ada di dalam perpustakaan.
Sebagai orang Indonesia yang tinggal di luar negeri, makanan Indonesia pasti akan sangat dirindukan. Di beberapa kota di negara-negara Eropa, kau akan menemui beberapa restaurant Indonesia dengan mudahnya dan pastinya kamu juga akan menemukan supermarket Asia yang menjual bahan dan bumbu makanan Asia termasuk Indonesia. Jadi kamu tetap bisa bereksperimen dan masak masakan Indonesia di negara tersebut dan rasa kangen pun terobati.
2. Lebih mudah dapat teman
Karena banyaknya host family yang tinggal di kota, kamu akan dengan mudah bertemu dengan Au Pair lainnya yang seringkali tinggal di area perumaha yang sama. Beberapa agen Au Pair di kota pun banyak yang mengadakan Au Pair event, dimana kamubisa bertemu dengan banyak sekali Au Pair lain dari berbagai belahan dunia. Acara-acara sosial seperti socialgathering, seminar dan workshop pun banyak ditemui di kota, sehingga kamu juga bisa mencoba mengepakkan sayap lebih lebar untuk mencari teman lokal dan International saat menjadi Au Pair. Selain itu, kamu juga bisa mencari teman dengan mudah menggunakan beberapa aplikasi seperi Couchsurfing, Happen, dan Tinder karena pastinya akan banyak sekali orang-orang di kota yang menggunakan aplikasi yang sama untuk mencari teman.
3. Shopping Heaven
Siap-siap untuk melihat banyak sekali mall dan toko-toko yang menjual barang-barang lucu di sekitar kamu nantinya sehingga banyak sekali pilihan barang yang bisa kalian beli di kota tempat kamu tinggal. Ketika memasuki akhir musim panas dan musim dingin, seringkali toko-toko dari brand biasa saja sampai yang paling terkenal akan melakukan diskon besar-besaran hingga 70%, sehingga kamu bisa mendapatkan barang berkualitas bagus dengan harga yang terjangkau. Shop til drop guys!
#Kekurangan
1. Individualis
“Mind your businesss” adalah pedoman yang dipegang erat oleh banyak orang kota di Eropa. Orang-orang ini biasanya terlihat acuh, serius dan sombong. Mereka seringkali berjalan cepat di jalanan tanpa adanya kontak mata atau senyuman manis di wajahnya. Sesungguhnya jauh di dalam lubuk hati mereka, orang-orang ini sama saja seperti kita. Hanya saja mereka tidak ingin terlihat ikut campur dengan urusan orang lain. Oleh karena itu, sebagai Au Pair yang tinggal di kota, kamu akan sedikit menghadapi kesulitan untuk berteman dengan orang asli negara tersebut karena mereka memiliki inner circle yang sangat susah ditembus. Namun, Ketika kamu sudah bisa mendobrak masuk, dan berada di dalamnya, kamu akan merasakan bagaimana baiknya orang-orang ini.
2. Ramai dan mahal
Kebanyakan turis mengunjungi ibu kota saat sehingga kamu akan menemui banyak sekali turis asing yang berseliweran di ibu kota. Walaupun kamu bukan orang asli negara tersebut, hal ini terkadang membuat kesal jiwa raga karena kota tersebut akan terasa bising dan chaotic. Rasanya tuh susah sekali untuk berjalan santai menikmati indahnya bangunan sekitar, karena akan banyak sekali orang di sekitar kamu dan menyenggol anggota badan kita saat berada di jalan. Contohnya di Amsterdam! Tinggal di sebuah kota yang terkenal memang akan sangat membanggakan, namun disisi lain keaslian kota itu pun sudah banyak berkurang karena banyaknya orang asli yang pindah ke pinggiran kota tersebut untuk menghindari keramaian turis.
Karena menjadi tujuan wisata para turis, harga-harga di kotapun ikutan naik seperti harga makanan, transportasi, museum dan lainnya. Sehingga jangan heran jika kamu harus mengeluarkan uang lebih banyak saat menjadi au pair di ibu kota.
3. Boros
Karena banyaknya toko-toko lucu dan keren di kota, terkadang kita sering tergiur untuk berbelanda dan mengalami kesulitan untuk mengontrol keuangan kita. Makanan murah dari berbagai belahan dunia pun tersedia di kota, sehingga buat kamu yang suka kuliner, dengan gampangnya mengeluarkan uang untuk mencoba makanan-makanan tersebut tiap saat. Pada umumnya, para Au Pair akan mengeluarkan uang banyak pada bulan Desember dan Juli karena pada bulan-bulan itu akan banyak sekali brand terkenal yang memberikan potongan harga gila-gilaan. Siapa yang tidak akan terggoda?
AU PAIR DESA
#Kelebihan
1. Lebih Asli (Authentic)
Karena letaknya di pedalaman dan jauh dari jangkauan, tidak banyak turis yang tertarik mengunjungi sebuah perdesaan in the middle of nowhere. Oleh karena itu, kebanyakan penduduk di perdesaan (countryside area) adalah orang-orang lokal yang masih menjunjung tinggi tradisi dan budayanya. Yang artinya, sebagai au pair kamu akan berada ditengah-tengah orang lokal dan akan secara jelas melihat tradisi dan budaya negara tersebut dan bahkan ikut merayakannya. Selain itu, Sebagian besar dari penduduk desa lebih memilih untuk berbicara dengan bahasa lokal mereka dibandingkan berbahasa Inggris yang pada akhirnya akan membuat kamu lebih cepat dalam mempelajari bahasa setempat.
Tidak jarang, beberapa komunitas mengadakan beberapa acara musik dan pentas budaya kecil-kecilan yang biasanya akan dihadiri oleh sebagian besar orang-orang desa. Sebagai Au pair, kamu akan merasa sangat beruntung saat menghadiri acara-acara ini karena biasanya akan terasa lebih hikmat atau privat untuk menikmati acara ini.
2. People know people
Desa kecil itu biasanya dihuni kurang dari 2000 orang dan orang – orang ini biasanya kenal satu sama lain sehingga membuat rasa kekeluargaan lebih tinggi dibandingkan di kota. Orang-orang desa ini biasanya lebih ramah dan murah senyum sehingga kamu pun merasa aman dan bahagia. Kamu akan sering bertemu dengan beberapa orang beberapa kali tanpa sengaja dijalanan, dan ketika kamu berbicara dengan orang tersebut mengenai host family-mu, mereka pun tau. What a village life! Inget banget dulu, aku sering banget hitchhiking di Hemsedal, suatu saat seorang pri memberikan tumpangan ke rumah host family dari centrum dan ternyata mereka kenal satu sama lain. Kebetulan pria ini adalah guru ski dan pada akhirnya dia memberikan les ski private buat aku. Beruntung banget kan? Nanti aku akan share cerita tentang ini lebih lanjut.
3. Pemandangan Spektakuler
Hijau dan Indah adalah gambaran keadaan secara umum sebuah perdesaan di Eropa di saat musim panas. Pemandangan Indah akan terus-terusan memanjakan mata kita ketika kita melakukan program au pair di sebuah perdesaan di Eropa. Jika desa tersebut dikelilingi gunung dan memiliki danau disekitarnya, kamu bisa mendaki gunung setiap saat dan menikmati pemandangan alam desa dari puncak gunung. Pemandangan ini sangat berbeda dengan pemandamgan kota yang dipenuhi bangunan-bangunan megah dan pencakar langit! Langit yang biru dan udara yang bersih akan menjadi biasa ketika kamu tinggal di desa.
Di kala musim dingin, kamu akan melihat indahnya salju yang turun dari langit menyelimuti semua hal di depanmu. Rasanya itu magical baget karena untuk orang Indonesia, melihat salju akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan mengingat Indonesia adalah negara tropis yang selalu panas. Di beberapa kota di Eropa, kamu juga bisa menikmati indahnya salju tetapi pengalaman itu akan terasa berbeda di desa. Sewaktu aku jadi Au Pair, aku mendapatkan kesempatan untuk melihat aurora dari kamar tidur aku yang menurut aku WOW banget karena gak semua au pair di Norwegia bisa melihat aurora dari rumahnya. Ya kan?
4. Hemat
Karena tidak banyak aktivitas yang bisa dilakukan di desa dan sedikitnya toko yang bisa membuat kita tergiur untuk menghabiskan uang saku, tentu saja hal ini membuat kamu menerapkan prilaku hemat tanpa sadar. Daripada mengeluarkan uang untuk shopping, kamu akan lebih banyak melakukan aktivitas gratis seperti mendaki gunung, menyusuri sungai dan hutan, serta bermain ski. Selain sehat dan mendapatkan pengalaman berharga yang lebih banyak, uang saku au pairmu pun juga aman.
#Kekurangan
1. Sepi dan Kekurangan Teman
Kebanyakan anak muda pindah ke kota untuk melanjutkan Pendidikan mereka yang lebih tinggi sehingga sebagian besar penduduk di desa adalah anak-anak kecil dan orang tua. Hal ini tentunya membuat para Au Pair di desa kesulitan untuk mendapatkan teman baru. Jadi kamu harus berusaha ekstra untuk mendapatkan seorang teman. Namun, jika tidak menemukan siapa pun, ya kamu tetap harus bertahan dan mencari cara untuk tetap menikmati masa au pair yang sementara itu.
Sewaktu aku tinggal di Hemsedal, susah sekali rasanya mencari teman. Aku coba buka Couchsurfing dan tidak ada orang satu pun yang menggunakan aplikasi tersebut disana. Akhirnya aku coba install Tinder dan berharap ada orang yang bisa aku temui dan you know what Tinder said? “No one around you” Yap! Tinder pun gak laku di Hemsedal. Datanglah masa-masa kesepian! Orang – orang yang biasanya aku ajak ngobrol adalah pelayan café, supir bus dan pegawai pepustakaan. Mencari teman tanpa batas! Pada akhirnya aku dapat teman yang berasal dari Denmark dari Tinder. Kebetulan orang Denmark ini seumuran dan kerja di ski resort di Hemsedal. Alhasil, bertemanlah kita! Karena dia, aku juga kenalan dengan teman-temannya sehingga teman-temanku pun beranak pinak. Au Pair yang aku temui saat itu pun hanya satu dan sayangnya masa au pairnya hanya tinggal satu bulan. Yasudahlah, 1 bulan juga berarti haha.
Jadi, jika kamu pada akhirnya memutuskan untuk menjadi au pair di sebuah desa, you should try harder to find friends. You will manage it, guys!
2. Diluar Jangkauan
Desa kecil biasanya terletak di pedalaman dengan akses transportasi yang kurang banyak sehingga untuk mencapai kota terdekat, kamu harus menggunakan bus yang biasanya memakan waktu berjam-jam. Oleh karena itu, semua orang yang tinggal di desa pasti punya mobil dan sebagai Au Pair, kamu pasti akan menghadapi kesulitan untuk melakukan mobilitas disaat hari libur. Untuk kamu yang hobi travelling, tinggal di desa akan membuat kamu mengeluarkan uang lebih banyak untuk mengunjungi kota lain atau bandara karena biasanya bandara terletak sangat jauh dari desa. Jadi, Ketika menjadi au pair di desa, kamu tidak akan bisa sering-sering traveling dengan menggunakan pesawat. Daripada mengeluarkan uang banyak untuk pergi ke airport, mendingan kamu mengeksplor daerah terdekat desa tempat kamu tinggal karena biasanya tempat-tempat itu indah dan spesial secara tidak banyak turis yang hilir mudik.
Nah, semoga info diatas bermanfaat ya temen-temen buat kamu yang masih galau mau au pair dimana. Kalau menurut kamu, enakan Au Pair di Kota atau di desa?