Tips Persiapan Pendidikan S2 Setelah Au Pair
Persiapan pendidikan s2 setelah au pair

Tips Persiapan Pendidikan S2 Setelah Au Pair

Melanjutkan kuliah S2 di Eropa adalah salah satu mimpiku sebelum mengikuti program Au Pair. Namun, setelah lulus S1, aku merasa belum siap dan belum begitu percaya diri dengan kemampuan Bahasa Inggris. Nah, pas lagi browsing tentang kuliah S2 di Austria dan sekitarnya, tiba – tiba munculah kata Au Pair di layar laptop aku. Sejak saat itu, petualangan mencari tahu tentang au pair pun di mulai. Inget banget, aku sama sekali gak nemu blog orang Indonesia tentang Au Pair karena mungkin pada tahun 2013 itu masih sedikit yang tahu tentang Au Pair ya, gak seperti saat ini.

Singkatnya, aku pernah jadi Au Pair di Belanda selama setahun, lalu pindah ke Norwegia sebagai Au Pair selama 7 bulan. Setelah masa Au Pair di Belanda aku habis, aku pun pulang ke Indonesia (Aku buat visa Au Pair Norwegia di Keduataan Norwegia di Den Haag, Belanda). Karena memang niat banget untuk menempuh Pendidikan S2 di Eropa, aku pun mengikuti kelas intensif IELTS selama dua minggu di IALF Bali. Beberapa hari setelah kelas berakhir, aku langsung mengikuti tes IELTS dan alhamdulillah lulus dengan skor IELTS yang cukup untuk mendaftar kuliah S2 di universitas yang aku inginkan. Dua minggu kemudian, aku pun terbang ke Norwegia dengan sertifikat IELTS ditangan.  Yuhu!

Sewaktu menjadi Au Pair di Norwegia, aku aktif banget daftar kuliah di beberapa universitas di Belanda, Norwegia dan Inggris. Untungnya sebelum aku berangkat ke Norwegia, aku sudah mempersiapkan semua dokumen yang dibutuhkan untuk mendaftar kuliah S2. Selain mendaftar kuliah, aku juga sibuk mendaftar beasiswa seperti LPDP, Orange Tulips Scholarship dan STUNED. Ribet banget memang, tetapi jika kamu sudah persiapkan semua dokumen yang diperlukan, everything will be easy. Inget banget, dulu tuh aku lulus seleksi administrasi LPDP dan diundangan wawancara. Karena gak bisa online, aku bela – belain pulang ke Indonesia selama seminggu hanya untuk wawancara LPDP dan pada akhirnya gak dapat. Sedih dan kesel karena sudah habis uang banyak tapi gak dapet. Beruntungnya, aku dapat beasiswa Orange Tulips Scholarship dan Holland Scholarship untuk berkuliah di Belanda.

Sejujurnya, mendaftar kuliah S2 di Eropa itu gak seribet di Indonesia. Gak ada tuh Tes Potensi Akademik, Tes Pengetahuan Umum, dll. Cukup kirim dokumen persyaratan yang diminta kampus, dan jika kamu memang pantas untuk berkuliah disana, pasti diterima kok. Inget banget dulu aku diterima di tiga universitas, yaitu University of Oslo, London University dan Tilburg University. Karena aku dapat beasiswa dari Orange Tulips Scholarship dan Holland Scholarship, piliihan aku pun jatuh ke Master Programme Victimology and Criminal Justice di Tilburg University.

Semua persiapan kuliah, aku persiapkan sendiri dan kali ini aku mau bagi cerita ke kamu tentang apa saja yang harus dipersiapkan untuk melanjutkan studi S2 setelah program Au pair, sehingga kamu gak perlu kelabakan atau mungkin gak perlu pulang ke Indonesia untuk ngurus dokumen ini itu.  Let’s keep it simple!

Persiapkan IELTS

Jika kamu memang mau langsung kuliah setelah Au Pair tanpa harus pulang ke Indonesia, kamu harus sudah memiliki sertifikat IELTS dengan nilai yang cukup di tangan.  Sehingga, ketika kamu sampai di Eropa sebagai Au pair, kamu sudah bisa langsung mendaftarkan diri di beberapa universitas yang kamu inginkan. Jika memang gak sempat mengambil tes di Indonesia, kamu juga bisa melakukan tes IELTS/TOEFL di host country tempat kamu tinggal sebagai Au Pair. Karena dulu aku belum punya sertifikat IELTS pas lagi Au Pair di Belanda dan visa keburu habis, akhirnya aku mengikuti tes IELTS di IALF Bali. IELTS/TOEFL itu seperti kartu sakti untuk mendaftar universitas karena jika kamu punya skor yang cukup, kamu bisa daftar sekolah dimana pun kamu mau.

Translate Ijazah SMA dan S1

Jika ijazah kamu gak bilingual atau hanya dalam Bahasa Indonesia. Aku saranin untuk menterjemahkan ijazah kamu ke Bahasa Inggris di penerjemah tersumpah di Indonesia. Biasanya proses menerjemahkan dokumen memakan waktu hamper satu minggu. Jadi persiapkan waktu sebaik mungkin.

Bawa dan Scan dokumen yang diperlukan

Sebelum berangkat ke negara tujuan, pastikan untuk scan semua dokumen penting yang dibutuhkan untuk mendaftar kuliah. Dokumen – dokumen tersebut antara lain:

  • Ijazah SMA dan terjemahan
  • Ijazah S1 dan terjemahan
  • Sertifikat perlombaan yang pernah kamu juarai
  • IELTS
  • Motivation letter
  • Surat rekomendasi

Ketika kamu mendaftar kuliah, mereka akan meminta kamu untuk mengirimkan soft copy dokumen – dokumen yang tersebut diatas. Nah, jika soft copy dokumen – dokumen tersebut sudah siap, kamu pasti dengan mudahnya dapat mendaftar kuliah. Selain itu, jangan lupa untuk membawa semua dokumen – dokumen it ke Eropa karena setelah kamu di terima di salah satu universitas di Eropa, mereka akan meminta kamu untuk memperlihatkan dokumen asli yang pernah kamu kirim sebelumnya ke mereka.

Minta Surat Rekomendasi dari Dosen

Sebelum kamu terbang  ke Eropa sebagai Au Pair, kamu harus minta tolong beberapa dosen di universitas kamu untuk memberikan surat rekomendasi untuk melanjutkan Pendidikan S2. Saran aku sih minta tolong sama dosen pembimbing tesis kamu. Ini penting banget karena setiap universitas akan meminta kamu untuk menyediakan beberapa surat rekomendasi. Surat rekomendasi bisa didapat dari dosen, supervisor di tempat kerja atau bahkan dari salah satu host parents kamu. Surat rekomendasi dari dosen itu termasuk dalam kategori surat rekomendasi akademik yang sangat krusial untuk mendaftar kuliah S2, secara kan kuliah itu bidang akademik ya.

Waktu itu aku mendapatkan dua surat rekomendasi dari dosen, satu surat rekomendasi dari Dekan Fakultas Psikologi dan satu surat rekomendasi dari Host Dad aku di Belanda yang merupakan pengacara. Setelah dapat semua surat – surat itu, jangan lupa di scan ya.

Mengganti Visa Au Pair menjadi Visa Pelajar di Host Country

Kamu pasti tahu jika mengurus VISA itu bukan sesuatu yang mudah. Apalagi jika mengurusnya di Indonesia. Jika kamu mau mempermudah proses pembuatan Visa, kamu bisa apply visa pelajar saat menjadi Au Pair, sehingga kamu gak perlu legalisasi dokumen A, B, dan C di Indonesia. prosesnya jauh lebih cepat dan mudah. Karena pembuatan visa itu memakan waktu yang cukup lama (kurang lebih 3 bulan), biasanya kedutaan atau imigrasi meminta kamu untuk mengajukan visa pelajar maksimum 3 bulan sebelum masa visa Au Pair mu habis. Setidaknya pas visa au pair kamu udah mau habis, visa pelajarmu udah selesai dan kamu pun gak perlu ke Indonesia untuk mengurus tetek bengek ini.

Membuat visa pelajar di host country itu jauh lebih murah darpada mengajukan visa pelajar di Indonesia karena pada dasarnya kita tidak perlu membuat Visa Schengen atau Entry Visa untuk memasukin negara di Eropa. Contohnya, aku Au Pair di Belanda terus mau kuliah di Norwegia. Nah aku gak perlu buat visa schengen/Entry visa untuk memasuki wilayah Norwegia karena aku udah di dalam schengen area. You get what I mean ya? Jadi, kalo bisa ajukan visa pelajar saat kamu masih pegang visa au pair karena jauh lebih mudah, cepat dan murah.

Buat Curriculum Vintae (CV)

CV ini seperti Riwayat lengkap hidup kita yang berisikan biodata, latar belakang Pendidikan, Riwayat pekerjaan, riwayat magang dan volunteer activity, hobi, dan lain sebagainya. Banyak sekali contoh CV yang oke di internet yang bisa kamu gunakan untuk acuan. Jika kamu mau lihat CV aku, bisa DM via Instagram atau facebook dan aku akan kirimkan contoh CV aku.

Buat Motivation Letter

Motivation letter itu berisikan motivasi kamu untuk melanjutkan Pendidikan S2. Jadi, kamu harus utarakan kenapa kamu mau kuliah di universitas tersebut, kenapa ambil jurusan itu, cita – cita kamu dan juga ceritakan tentang Riwayat akademik sebelumnya. Misalnya, ceritakan tentang penelitian skripsi S1 dan apa yang aktivitas akademik apa yang pernah kamu lakukan selama S1.

Jangan lupa untuk cantumkan kegiatan non – akademis yang pernah kamu lakukan seperti aktif dalam badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Senat, Organisasi kampus, dan volunteer activity. Kamu atlet renang, basket, sepak bola ataupun lempar lembing? Ceritakan juga di motivation letter. Motivation letter itu seperti media untuk ‘menjual diri’ kamu ke universitas. Show them if you are a good student and deserve to pursue the master’s degree!

Tips: kalo bisa jelaskan jika pendidikan yang ingin kamu tempuh itu akan membantu kamu untuk membuat Indonesia a better country. Universitas itu biasanya pengen kamu ikut terlibat dalam membangun negara atau membantu orang – orang sekitar. Jadi kesannya ilmu kamu itu akan berguna untuk orang banyak lah.

Melalui motivation letter, universitas akan melihat seberapa besar motivasi kamu untuk berkuliah dan dari sini juga universitas akan mengambil keputusan untuk menerima kamu atau enggak. Jadi, tuliskan sebaik mungkin tujuan dan motivasi kamu untuk melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi ya.

Apply Beasiswa

Karena aku bukan anak konglomerat dengan uang berjibun, aku berusaha untuk mendapatkan beasiwa karena dengan mendapatkan beasiswa, aku akan mengurangi beban orang tua yang pada akhirnya membantu aku untuk bertahan hidup selama Pendidikan S2-ku di Belanda. Walaupun gagal mendapatkan LPDP dan STUNED, alhamdulillah aku dapat Holland Scholarship dan Orange Tulips Scholarship. Kedua beasiswa yang aku dapatkan ini adalah partial scholarship, bukan full scholarship ya. Jadi, aku juga mengeluarkan uang untuk berkuliah di Belanda. Holland Scholarship itu memberikan uang sebesar 5000 Euro untuk membantu living cost aku selama 1 tahun. Sedangkan Orange Tulip Scholarship itu memberikan diskon tuition fee kuliah. Yang tadinya aku harus bayar 14.000 euro, akhirnya aku cuma bayar 4000 euro. Lumayan kan daripada lo manyun. Semuanya harus disyukuri!

Kamu harus mulai research dari sekarang tentang beasiswa apa aja yang bisa kamu ikuti. Contohnya LPDP, STUNED, Holland Scholarship dan Orange Tulip Scholarship. Informasi Lengkap tentang pendaftaran beasiswa untuk berkuliah di belanda ada di NESO Indonesia. Kamu harus catat tanggal pendaftaran terakhir sehingga kamu gak kelewatan.

Mungkin masih banyak orang yang memandang rendah Au Pair tapi percaya deh jika kamu punya mimp yang besar dan mau berjuang untuk mewujudkannya, hal yang kamu pikir mustahil akan terjadi. Jangan patah semangat dan jadikan pandangan remeh orang sebagai pecutan untuk menyemangati diri kita. Buktikan jika kamu bisa mewujudkan mimpimu dan apa yang mereka pikirkan salah. Pada akhirnya, you will be proud of yourself.

Demikian tips dari aku buat kamu yang ingin melanjutkan S2 selepas Au Pair dan jika kalian masih punya pertanyaan tentang hal ini, bisa langsung DM aku di Instagram atau Facebook. Dan bila kamu punya komentar atau saran lain dalam mempersiapkan S2 saat Au Pair, fee free to share your thought on the comment section below.

Thank you and Good luck guys!

This Post Has 3 Comments

  1. Halo Kak… your strory is so real and it looks possible to achieve for village children like me.
    Untuk apply dan mendapatkan LOA di kampus Eropa apakah ada format khusus Surat Rekomendasi dari atasan saat kerja ataupun dosen saat S1. Jika ada mohon bantu share ya kak ke email rahminetri@gmail.com

    Terima kasih atas bantuannya.

    1. Hi Rahmi,
      gak ada yang gak mungkin di dunia ini asalkan kita terus berusaha dan berjuang toh? Nah untuk mendapatkan LOA itu ya yang paling penting adalah MOTIVATION LETTER dimana kamu tulis tujuan kamu mau kuliah itu apa dan surat rekomendasi juga penting. Kalo kamu blm pernah kerja, surat rekomendasi dari dosen, dekan atau dosen pembimbing sudah cukup. tapi kalo kamu udah kerja, surat rekomendasi dari bos kamu akan sangat membantu. Jadi, nanti jgn lupa cek grammar motivation letter km, karena pihak kampus akan menilai km dari sana utamanya. Good luck ya!

  2. Halo kak Arista, kenalkan saya Fitri. Saya tertarik banget membaca cerita tentang pengalaman au pair Kaka selama di Belanda dan Norwegia, excited banget! Aku juga sudah ketemu calon host family dari website AuPair.com. kita sudah email2an, Dy bersedia menanggung semua biaya akomodasi, meals, visa, dan biaya yg memang mgkn aku perlukan slama disana, pocket money per week dan per bulannya, dan biaya English course. Rasanya senang sekali seperti diberikan harapan. Tapi saya agak ragu Krn belum prnh mengikuti program ini sebelumnya. Setelah email terakhirnya host dadnya (single parent dgn 2 putri yg masih balita & batita) bilang dia akan mengirim email lagi dengan semua informasi, persyaratan visa & work permit, dan kontrak kerja yang diperlukan, setelah dia email baru dia akan melakukan wawancara langsung melalui email dgn dia dan anak2nya. Saya pun membalas email-nya dgn menjawab beberapa pertanyaan yg dia perlukan mengenai keputusan sy kenapa ikut AuPair, tanggal brp terakhir sy sakit, apakah merokok atau peminum alkohol, dll, dan dia jg meminta beberapa foto2 saya untuk diregistrasi ke kantor aupairnya. Sudah hampir 4 hari belum ada kabar balasan email. Saya banyak nonton di YouTube dan baca doa Kaskus tentang scammer AuPair apalagi yg di daerah UK. Saya jadi khawatir apakah itu scammer atau sungguh2 AuPair. Menurut kakak apakah itu normal? Berapa lama kita harus menunggu host family mengurus proses AuPair ini di agen tempat tinggal mereka sampai mereka melakukan wawancara langsung dengan kita? Mohon pencerahannya ya kak. Terimakasih banyak sebelumnya kak.

Leave a Reply

Close Menu